KLIK DISINI

pasang iklan

Sabtu, 30 Juni 2012

Brebes Butuh 2.919 PNS

( http://updatecpns.wordpress.com/2011/06/30/brebes-butuh-2-919-pns/ )

Kabupaten Brebes akan banyak mengalami kekosongan pegawai negeri sipil (PNS). Setidaknya pada 2012 nanti, kekosongannya mencapai 2.919 orang.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari kekosongan PNS sejak tahun 2005 yang lalu.Hal tersebut membuka peluang bagi masyarakat setempat yang hendak mengikuti rekrutmen CPNS pada 2012 nanti. Selain melihat peluang tersebut, lebih dari 2.000 Guru Tidak Tetap (GTT) juga telah diusulkan Pemerintah Kabupaten Brebes kepada pemerintah pusat untuk diusulkan menjadi PNS.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Brebes,Wisnu Broto mengatakan, pihaknya telah berupaya maksimal agar kekosongan PNS guru diisi oleh GTT yang jumlahnya cukup banyak.“Tahun 2012-2013 nanti guru akan banyak yang pensiun,” kata Wisnu di Brebes kemarin. Usulan pengisian kekosongan tersebut sudah diusulkan sejak beberapa bulan yang lalu.
PNS guru di Kabupaten Brebes saat ini berjumlah 8.000 orang dari 13.000 PNS. Kekosongan PNS tersebut akibat ada beberapa pegawai yang mengalami masa usia pensiun yakni 56 tahun, meninggal dunia dan mengajukan pensiun dini. Kendati hampir setiap tahun pemkab membuka penerimaan CPNS,namun tidak menutup kebutuhan yang ada. Karena CPNS yang diterima hanya berkisar ratusan.
Sementara itu, Bupati Brebes Agung Widyantoro mengatakan, jumlah PNS di Kabupaten Brebes masih belum ideal untuk melayani masyarakat secara optimal. Ideal jumlah PNS yakni sebesar 2% dari jumlah penduduk. “Jadi saat ini setiap 1 orang PNS melayani 126 orang,”kata Agung. Tercatat jumlah penduduk Kabupaten Brebes saat ini sebanyak 1,7 juta jiwa, PNS di Kabupaten Brebes sebanyak 13.740 orang.
Jadi idealnya 34.645 orang PNS melayani jumlah penduduk Kabupaten Brebes yang merupakan terbesar kedua di Jawa Tengah. Sehingga untuk mendekati jumlah ideal dalam pelayanan kepada masyarakat, Pemkab Brebes terus berupaya meningkatkan rasio PNS melalui penerimaan CPNS

Jumat, 29 Juni 2012

Contoh Kata Pengantar Karya Ilmiah & Karya Tulis


 Kata pengantar karya tulis dan karya ilmiah adalah uraian yang menjelaskan tentang maksud tujuan karya tulis atau karya ilmiah tersebut. Penulisan kata pengantar karya tulis ini bermanfaat untuk memberi tahu lebih dahulu mengenai isi karya tulis dan karya ilmiah secara lebih baik.
  Penulisan kata pengantar karya ilmiah dan karya tulis ini sebaiknya mejelaskan maksud dan tujuan membuat karya tulis dan karya ilmiah. Tak lupa juga memberikan harapan dan solusi yang baik dalam penjabaran isi di dalamnya,
 Dalam penulisan kata pengantar karya ilmiah dan karya tulis ini sebaiknya dibuat dengan kalimat yang dapat memberi kesan bahwa si penulis dapat mepertanggung jawabkan hasil karya ilmiah dan karya tulisnya.
 Berikut ini adalah contoh kata pengantar laporan.

KATA PENGANTAR KARYA ILMIAH
 Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan karya ilmiah yang berjudul ‘Membuat Mesin Pencari Jarum’. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
 Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan proyek ilmiah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini. Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
 Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.

Semoga karya ilmiah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.

TAMPIL CANTIK ga HARUS MAHAL


Banyak perempuan selalu merasa dituntut untuk tampil cantik. Ritual dandan pun menjadi kewajiban sebelum memulai aktivitas. Tanpa polesan make up rasanya kurang lengkap dan rasa percaya diri untuk tampil menurun.

Tapi jika waktu sudah kepepet dan tidak pandai berdandan, pilihan satu-satunya adalah pergi ke penata rias. Selain dibutuhkan waktu lama, Anda juga harus mengeluarkan biaya. Nah, untuk mengatasinya ikuti langkah di bawah ini untuk tampil cantik dalam waktu sekejap.

1. Tak punya waktu untuk mandi? Cukup semprotkan rambut Anda dengan air. Tapi hati-hati jangan teralu basah karena nantinya akan membuat rambut terlihat lepek dan berminyak.

2. Usapkan handuk basah ke wajah untuk mendapatkan wajah yang bersih dan segar.

3. Saat mengaplikasikan maskara, tekan maskara pada ujung dasar bulu mata, hingga menyentuk pelupuk mata. Dengan ini kamu tak butuh eyeliner untuk mempertajam bentuk mata.

4. Dari pada menggunakan eye shadow, sebaiknya gunakan blush on pada pelupuk mata. Karena blush on  lebih cepat berbaur dan diratakan.

5. Gunakan jempol untuk menyikat alis. Agar teerlihat sempurna Anda dapat menambahkan pelembap.

6. Jika Anda menggunakan poni, jepit ke atas untuk mendapatkan tampilan kasual, selain itu juga untuk menghindari bad hair day.

7. Kenakan anting atau kalung cantik yang Anda miliki, sehingga terkesan Anda memiliki banyak waktu untuk berdandan. ( vivanews.com)

Tidak sulit bukan untuk tampil cantik? Waktu singkat, uang di kantung pun aman.

TheGoeh: KALIMAT EFEKTIF

TheGoeh: KALIMAT EFEKTIF: KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/a...

KALIMAT EFEKTIF



KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif:
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
2. KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.

3. KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
4. PENEKANAN
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
• Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
2. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.

• Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya?

• Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
• Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.






5. KELOGISAN
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
PELATIHAN
Ubahlah kalimat-kalimat di bawah ini menjadi kalimat efektif!
1. Seluruh siswa-siswa diharapkan harus mengikuti kerja bakti.
2. Para siswa-siswa diharuskan hadir di sekolah.
3. Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan.
4. Kegagalan proyek itu karena perancangan yang tidak mantap
5. Yaitu tenun ikat yang khas Timor Timur.

Rabu, 27 Juni 2012

SILABUS BAHASA INDONESIA SMK KELAS XII BERKARAKTER

SILABUS BERKARAKTER




NAMA SEKOLAH                        :  SMK MAARIF NU 01 BUMIAYU
PROGRAM KEAHLIAN             :  Semua Program Keahlian
MATA PELAJARAN                    :  BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER                   :  XII/ 5 & 6 
STANDAR KOMPETENSI         :  Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia 
   setara tingkat Unggul
KODE KOMPETENSI                 :  3
ALOKASI WAKTU                      :  40 X 45 menit














SILABUS BERKARAKTER

NAMA SEKOLAH                : SMK MAARIF NU 01 BUMIAYU
MATA PELAJARAN             : BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER            : XII/5 & 6
STANDAR KOMPETENSI  : Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Unggul
KODE KOMPETENSI          : 3
ALOKASI WAKTU                : 40 X 45 menit

KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
MATERI PEMBELAJARAN

Nilai-nilai PBKB dan Kewirausahaan
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR
TM
PS
PI
3.1 Menyimak untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana
·     Memperlihatkan reaksi kinetik (menunjukkan sikap memperhatikan, mencatat) terhadap pembacaan puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah sederhana yang diperdengarkan
·     Menunjukkan reaksi verbal berupa komentar terhadap konteks pembacaan puisi/prosa fiksi/prosa faktual/ilmiah sederhana yang didengar

·     Teks seni berbahasa

·     karya ilmiah


·   kreatif
·   kerja keras
·   toleransi
·   menghargai prestasi
·   komunikatif

·   Menyimak teks yang berupa puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah yang dibacakan
·   Mendiskusikan kata, bentuk kata, istilah yang menjadi kata kunci penanda dari tema teks yang dibacakan secara kontekstual dengan menggunakan modul
·   Mempresentasikan hasil diskusi




·  Jenis tes:
* tulisan
Untuk nilai-nilai  observasinonakademik

·  Bentuk tes:
* objektif
  * uraian
10
-
-
·  Burhan Nur-giyantoro. (1995). Teeori Kajian Prosa Fiksi
·  Herman Waluyo. (1992). Teori dan Apresiasi Puisi.
·  Artikel ilmiah/ sastra dari Surat Kabar
·  Televisi/Taperecorder/VCD yang berisi rekaman pembacaan puisi/khutbah, dramatisasi, dsb.

·     Menjelaskan makna kata konotatif yang berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang teersuart dalam pusi/prosa fiksi yang telah dibacakan
·     Mengemukakan pesan yang tersirat dari puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah sederhana yang dibacakan
·     Mengungkap unsur intrinsik prosa fiksi (tokoh,penokohan, latar, plot,tema)/prosa faktual (tujuan, masalah, metode pemecahan masalah, penyimpulan), dan atau hakikat puisi (tema, nada, rasa, amanat) secara kontekstual
·     Prosa fiksi: pengertian; jenis (cerpen, novel); unsur intrinsik (tokoh, penokohan, tema, alur, latar, sudut pandang)
·     Prosa faktual/ilmiah: artikel, iklan, pidato, khotbah; ciri-ciri; komponen kebahasaan
·     Puisi: pengertian; hatkikat puisi/unsur batin ( tema, nada, rasa, pesan/amanat)
·     Karya sastra: puisi, cerpen, atau novel

·    
·   Mengasosiasikan karya sastra atau teks ilmiah yang dibacakan dengan konteks kehidupan nyata
·   Menjelaskan unsur instrinsik dari masing-masing teks yang telah dibacakan
·   Membacakan kembali teks secara bergiliran, baik secara individual, maupun kelompok
·   Mengevaluasi isi teks yang telah dibaca ulang secara logis
·   Memperagakan perwatakan tokoh &penokohan teks prosa fiksi/ mendramatisasi-kan puisi yang telah dibaca
·   Menyusun simpulan tentang pesan yang tersirat dari teks yang dibaca






3.2  Mengapresiasi secara lisan teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana

·    Mengomentari teks sastra/ilmiah sederhana yang telah dibacakan
·    Menjelaskan makna idiomatik yang terkandung dalam teks sastra (cerpen, puisi, novel) seperti pepatah, peribahasa, serta majas
·    Menjelaskan pesan yang tersirat dari teks sastar tersebut
·    Mengungkapkan unsur intrinsik dan ekstrinsik (identitas pengarang; nama; karya-karay utama, dll) dari karya sastra yang telh dibacakan
·    Menceritakan kembali isi cerita yang telah dibasakan dengan kalimat sendiri
·    Meramalkan kelanjutan cerita yang telah selesai dibacakan dengan baik
·    Mengidentifikasi makna dan pesan yang tersirat dari pilihan kata dalam teks sastra yang telah dibackan
·    Mengaitkan istilah dalam teks sastra yang dibacakan dengan kehidup sehari-hari
·    Menyatakan tanggapan terhadap isi dan cara penyajian karya yang telah dibaca
·    Hakikat apresiasi
·    Proses apresiasi
·    Jenis apresiasi
·    Teks sastra (puisi, cerpen, novel)
·    Teks ilmiah sederhana (tajuk rencana, artikel)
·    Diksi: ungkapan, majas, peribahasa
·    Makna idiomatik; makna konotatif; makna denotatif
·    Unsur intrinsik puisi: tema, nada, rasa, amanat/intension
·    Unsur intrinsik prosa: tokoh, penokohan, plot, latar, sudut pandang, tema, amanat
·  menghargai prestasi
·  cinta tanah air
·  kerja sama
·  toleransi
·  saling asah, asih, asuh
·  peduli social
·  demokrasi
·  menghargai pendapat orang lain
·    Menyimak teks sastra/teks ilmiah sederhana yang dibacakan/diperdengarkan
·    Mendiskusikan istilah yang tidak dipahami dari teks tersebut
·    Mengomentari keterbacaan/keterpahaman teks yang telah dibacakan
·    Menjelaskan makna idiomatik yang terkandung dalam teks sastra (cerpen, puisi, novel) seperti pepatah, peribahasa, serta majas
·    Menjelaskan pesan yang tersirat dari teks sastar tersebut
·    Mengungkapkan unsur intrinsik dan ekstrinsik (identitas pengarang; nama; karya-karay utama, dll) dari karya sastra yang telh dibacakan
·    Menceritakan kembali isi cerita yang telah dibasakan dengan kalimat sendiri
·    Meramalkan kelanjutan cerita yang telah selesai dibacakan dengan baik
·    Mengidentifikasi makna dan pesan yang tersirat dari pilihan kata dalam teks sastra yang telah dibackan
·    Mengaitkan istilah dalam teks sastra yang dibacakan dengan kehidup sehari-hari
·    Menyatakan tanggapan terhadap isi dan cara penyajian
·  Jenis tes:
* lisan
* tulisan


·  Bentuk tes:
* objektif
  * uraian
10
-
-
·  Burhan Nur-giyantoro. (1995). Teeori Kajian Prosa Fiksi
·  Herman Waluyo. (1992). Teori dan Apresiasi Puisi.
·  Artikel ilmiah/ sastra dari Surat Kabar
·   Televisi/Taperecorder/VCD yang berisi rekaman pembacaan puisi/khutbah, dramatisasi, dsb.
·   Abdul Chaer. (1992). Semantik B. Indonesia
3.3 Menulis proposal  untuk kegiatan ilmiah sederhana

·  Membuat kerangka proposal sesuai dengan konteks yang ditentukan
·  Menyusun rancangan proposal yang berkonteks kegiatan keahlian masing-masing
·  Menulis proposal
·  Pengertian proposal
·  Sistematika proposal: latar belakang kegiatan; rumusan masalah, batasan masalah, tujuan kegiatan,program yang diusulkan, lokasi, waktu kegiatan, biaya
·  Bahasa proposal: bersih, akurat, tidak ambigu, kalimat efektif
·  jujur
·  tanggung jawab
·  kerja sama
·  toleransi
·  saling asah, asih, asuh
·  peduli social
·  demokrasi
·  menghargai pendapat orang llain
·  Menggali informasi proposal dari modul
·  Mendiskusikan bahan rujukan/referensi yang dibutuhkan
·  Merumuskan judul kegiatan yang diajukan dalam proposal
·  Menyusun proposal dengan bahasa yang baik dan benar
·  Jenis tes:
* tulisan
* penilaian portofolio
·  Bentuk tes:
* objektif
  * uraian
6
-
-
·     Parera, J.D. (1988). Menulis Tertib dan Sistematik
·     Akhadiah, S. (1988). Modul Menulis II
3.4   Menulis surat dengan memperhatikan jenis surat

·    Menulis surat pemberitahuan/edaran sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi
·    Menulis surat undangan sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi
·    Menulis surat lamaran pekerjaan sesuai dengan aturan dan tujuan komunikasi
·    Pengertian surat
·    Format surat: Bentuk lurus, setengah lurus,Indonesia Baru, Indonesia Lama
·    Jenis-jenis surat: Resmi, Dinas, Pribadi
·    Ciri surat
·    Bahasa Surat
·    Contoh-contoh surat: pemberitahuan, edaran, undangan, lamaran kerja
·    kreatif
·    mandiri
·    bersahabat
·    komunikatif
·    cinta damai
·    Mengamati berbagai jenis surat dari berbagai format dan jenis surat
·    Mengklasifikasikan teks surat ke dalam karakteristik tertensu sesaui dengan formt dan jenis surat
·    Menganalisis surat dari segi ciri dan bahasa surat
·    Membuat surat pemberitahuan/edaran/   undangan/surat lamaran pekerjaan  sesuai dengan tema yang ditugaskan
·  Jenis tes:
* tulisan

·  Bentuk tes:
* objektif
  * uraian
10
-
-
·   Lamudin Finoza. (2004-2005). Surat-Menyurat Resmi Indonesia
·   Akhadiah, S. (1987). Modul Menulis I
3.5   Menulis laporan ilmiah sederhana

·    Merencanakan rancangan isi laporan
·    Menyusun sistematika laporan
·    Menyusun isi laporan
·    Pengertian Menulis Laporan ilmiah
·    Sistematika penulisan laporan ilmiah
·    Langkah-langkah menulis laporan
·    Teknik penulisan daftar pustaka
·    Teknik pengutipan
·    Teknik penulisan catatan kaki
·    Teknik penulisan istilah
·    Format penulisan: halam judul, penulisn tajuk/judul bab/anak judul, penomoran
·    Fisik laporan: Jenis kertas, ukuran kertas,dsb.

   
·  kreatif
·  komunikatif
·  mandiri
·  Menganalisis contoh laporan ilmiah
·  Mengidentifikasi format dan konteks laporan ilmiah yang telah dianalisis
·  Merencanakan tulisan laporan ilmiah sesuai dengan kegiatan yang telah dilakukan (misalnya hasil kegiatan praktik kerja industri/lapangan)
·  Menyusun kerangka laporan sesuai dengan ketentuan
·  Menulis laporan ilmiah sederhana secara lengkap dan sesaui dengan kerangka yang telah ditetapkannya
·  Jenis tes:
* tulisan
* penilaian portofolio
·  Bentuk tes:
* objektif
  * uraian
4
-
-
·   Lamudin Finoza. (2004-2005). Komposisi Bahasa Indonesia
·   Modul B. Indonesia Tingkat Unggul
·   KBBI
·   Contoh-contoh Laporan ilmiah
·   Bambang Kaswanti Purwo. (1992). Menulis Laporan Teknik

 Keterangan:
TM           : Tatapmuka
PS           : Praktik di Sekolah (2 jam praktIk di sekolah setara dengan 1 jam tatap muka)
PI             : Praktek di Industri (4 jam praktIk di Du/Di setara dengan 1 jam tatap muka)