KLIK DISINI

pasang iklan

Rabu, 23 Januari 2013

KRITIK YANG MEMBANGUN 01



Tidaklah mudah melontarkan kritik. Salah-salah, kritik yang kita ucapkan bukannya berdampak membangun, tetapi malah permusuhan yang kita dapat gara-gara rekan yang kita beri kritikan tidak terima atas kritik membangun yang kita beri. Berikut ini beberapa tips untuk memberikan kritik membangun agar kritikan Anda tidak percuma dan juga tidak melukai perasaan orang yang Anda kritik, serta membuat orang tersebut memberikan respon serta dengan senang hati mau memperbaiki kekurangannya.

1. Mengabaikan karakter
Bila ingin kritikan Anda mencapai sasaran yang tepat, usahakan untuk tidak mengungkapkan kekurangan diri rekan yang Anda kritik di dalam kritikan Anda. Bila Anda mulai membicarakan kekurangan dirinya, dia akan menginterpretasikan komentar Anda sebagai sebuah serangan dan hal ini akan menggagalkan tujuan Anda semula. Memang tidak selalu mudah untuk memisahkan seseorang dari pekerjaannya, tetapi di dalam memberikan kritikan Anda harus dapat memilahnya.

2. Gunakan bahasa yang tepat

Setiap kata yang Anda ucapkan dapat memberikan arti yang berbeda. Gunakan terminologi yang berhubungan dengan masalah yang ingin Anda sampaikan secara profesional. Usahakan jangan mencela. Bahkan kritikan yang sangat tajam pun dapat Anda sampaikan dengan bahasa yang halus. Agar tidak tampak arogan ataupun kasar, Anda dapat memulai kritikan Anda dengan: "Menurut saya, kelihatannya kamu…." Atau "Mungkin saya salah, tetapi …".

3. Berikan fakta yang sesuai
Kemujaraban dari kritik yang membangun adalah dengan meyampaikannya sesuai dengan porsinya. Sebaliknya hal-hal kecil yang tidak perlu disampaikan dapat menggagalkan usaha Anda. Bila Anda melihat kritikan tidak mungkin diberikan, lebih baik Anda diam.

4. Kendalikan emosi
Memberikan kritikan yang efektif menuntut Anda untuk dapat menetralisir emosi Anda agar tidak mengungkapkannya secara blak-blakan. Untuk situasi tertentu Anda harus memperhitungkan perasaannya dan tidak mempermalukannya. Pada saat yang sama, perasaan Anda pun harus diperhitungkan agar tidak memihak dan dapat membuat Anda menjadi tidak dapat dipercaya.

5. Fokus
Pusatkan pada apa yang dapat dilakukan, dan bukan pada apa yang telah dilakukan.
Untuk perbaikan, arahkan pada kesempatan yang spesifik dan hindari membeberkan kekurangannya. Jaga agar kritikan Anda merupakan kritikan yang positif serta bijaksana dan berguna. Seseorang tidak akan merasa diremehkan bila dia diberi kesempatan dan bukannya dikatakan bahwa pendapatnya tidak kompeten atau kurang baik.

6. Empati
Salah satu langkah yang paling manjur yang dapat Anda lakukan sebelum memberikan kritikan adalah dengan menempatkan diri Anda pada posisi orang yang akan Anda kritik. Tidak semua orang senang dikritik dan biasanya seseorang akan merasa diserang dan bila hal ini yang terjadi, sangat wajar bila orang yang dikritik menjadi bersikap membela diri.

7. Bersikap objektif
Berikan alasan yang dapat diterima, bukan p Andangan yang subyektif. Semua jenis kritikan dapat mengandung berbagai prasangka tetapi Anda dapat mengatasinya dengan menyadari bahwa komentar yang benar dan didasari dengan alasan yang kuat lebih dapat diterima. Tidak mudah bagi seseorang untuk membela diri terhadap kritikan yang beralasan tetapi sangat mudah mencampur adukkan kritikan yang didasari atas perasaan suka ataupun tidak suka. Kemahiran Anda hilang dalam sekejap bila Anda memberikan komentar yang tidak beralasan dan sembarangan.

8. Berikan kesempatan
Beri kesempatan kepada bawahan atau rekan yang Anda beri kritik untuk merespon. Secara psikologis sangat penting adanya jeda antara saat Anda memberikan kritikan dan saat lawan bicara Anda memberikan penjelasan dari sisinya. Sikap menawarkan penjelasan memberikan kepuasan intelektual dan membantu orang tersebut mempertahankan egonya. Lebih jauh lagi Anda memberikan kesan adil dan memiliki wawasan yang terbuka, meningkatkan kredibilitas Anda dan mengurangi kesempatan komentar Anda diabaikan atau dilupakan.

Kamis, 17 Januari 2013

INDUKTIF dan DEDUKTIF 01

Pengertian Paragraf Induktif Dan Deduktif

1.Pengertian Paragraf Induktif ;
Paragraf induktif adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus, untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakup semua peristiwa khusus di atas.

2.Pengertian Paragraf deduktif ;
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.


PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Paragraf adalah susuna dari beberapa kalimat yang terjalin utuh, mengandung sebuah makna, dandidalamnya terdapat gagasan utama.Paragaraf deduktif dan Induktif adalah salah satu contoh paragraph yang dilihat dari letak gagasanutamanya.
 
1.Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragaraf dan dilengkapidengan kalimat penjelas sebagai pelengkapnya. Paragraf ini diawali dengan pernyataan umum dandisusul dengan penjelasan umum.
 
Contoh: 
Pada tahun 2008 kualitas masyarakat Indonesia semakin rendah. Hal ini dapat dilihat dari semakinmeningkatnya angka pengangguran di Indonesia.Yang tahun sebelumnya hanya 30%, prosentaseangka pengangguran dan tahun ini bertambah menjadi 40%. Angka kriminalitas di Indonesia jugasemakin membeludak.Dan yang paling parah banyak masyarakat Indonesia yang tidak mengikutiprogram pemerintah 9 tahun. Dilihat dari dua realita ini kita suda bisa mengukur SDM masyarakatIndonesia
 
2.Paragraf Induktif
Pargaragraf Induktif adalah Paragraf yang kalimat utamanya terletak diakhir kalimat dan kalimatpenjelasnya terletak di awal paragraph. Paragraf ini diawali dengan urutan pernyataan khusus dandisusul dengan pernyataan umum.
 
Contoh:
Setiap hari Abo selalu pulang malam. Sekitar jam 20.00. Sangat tak masuk akal jika seorang pelajar pulang malam. Diapun tak pernah belajar. Hidupnya selalu di penuhi dengan gemerlapnya dunia.Tak ada kata susah didalam pikirannya. Maka dari itu sangart wajar sekali jika Abo tidak naik kelas.

SISTEMATKA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN 01


BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Bagian ini berisi penjelasan tentang masalah dan alasan akademik dalam memilih permasalahan tertentu yang dipandang menarik, penting, dan perlu untuk diteliti.
B.      Rumusan Masalah
Bagian ini berisi pertanyaan-pertanyaan yang hendak dicari jawabannya melalui penelitian.
C.      Tujuan Penelitian
Bagian ini menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan penulisan karya tulis.
D.     Manfaat Penelitian
Bagian ini menyebutkan manfaat yang akan dicapai secara teoritis dan praktis.
E.      Sistematika Penulisan
Bagian ini mendeskripsikan sistematika, susunan susunan atau bagian bagian penulisan karya ilmiah.

CONTOH :
Dalam penulisan karya ilmiah ini, sistematika penulisannya adalah sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan, yang menguraikan tentang : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penlitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan teori, yang menguraikan tentang………………………..
Bab III Metodologi penelitian, yang menguraikan tentang : Jenis penelitian, variable, Sumber data, Teknik pengumpulan data, Teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan
Bab V Kesimpulan, memuat pernyataan singkat sebagai jawaban atas perumusan masalah.

Selasa, 15 Januari 2013

WAWANCARA 01 ( INTERVIEW )

                               Menteri Pendidikan M. Nuh

Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi 3 jenis yaitu:
  • Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
  • Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
  • Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar. ( wikipedia, 2013)

Langkah-langkah wawancara:
  1. Menentukan topik wawancara.
  2. Menentukan narasumber/ responden.
  3. Menyusun daftar pertanyaan (dengan memperhatikan kelengkapan isi  (5W + 1H).
  4. Melakukan wawancara dengan bahasa yang santun, baik, dan benar.
  5. Mencatat pokok-pokok informasi  berdasarkan jawaban narasumber. (Dapat menggunakan alat perekam sebagai alat bantu).
  6. Menulis laporan hasil wawancara.