Selasa, 11 Desember 2012
Rabu, 05 Desember 2012
PEMEKARAN WILAYAH, HARUSKAH !!!!!!
KELEBIHAN : Pemekaran wilayah akhir-akhir ini antara lain, pemerintah daerah dapat menggali potensi wilayahnya dengan maksimal. Daerah-daerah yang selama ini belum tersentuh pembangunan, akan mendapat prioritas. Selain itu, sumber daya manusia di daerah yang dimekarkan dapat digunakan secara optimal. di samping itu, tugas pemerintah pusat menjadi terban
tu dan pemerataan pembangunan dapat segera terealisasi.
KELEMAHAN : Jika pemekaran tidak disertai pertimbangan yang matang akan berdampak : lahirnya raja kecil-raja kecil yang hanya mencari keuntungan sendiri, ketidaksiapan masyarakat yang daerahnya dimekarkan akan mengundang permasalahan seperti : nilai pajak bumi dan sebagainya yang harus disesuaikan dengan status daerah yang baru. Selain itu, dikhawatirkan semangat nasionalisme semakin terkikis dan potensi ke arah disintegasi akan semakin bersar. Di samping itu kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah pusat akan semakin berkurang
KELEMAHAN : Jika pemekaran tidak disertai pertimbangan yang matang akan berdampak : lahirnya raja kecil-raja kecil yang hanya mencari keuntungan sendiri, ketidaksiapan masyarakat yang daerahnya dimekarkan akan mengundang permasalahan seperti : nilai pajak bumi dan sebagainya yang harus disesuaikan dengan status daerah yang baru. Selain itu, dikhawatirkan semangat nasionalisme semakin terkikis dan potensi ke arah disintegasi akan semakin bersar. Di samping itu kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah pusat akan semakin berkurang
SEMOGA DAPAT BERMANFAAT.
Senin, 03 Desember 2012
Sirampog, Kabupaten Brebes
Sirampog adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes bagian dari kota Bumiayu bagian timur , Jawa Tengah, Indonesia.[2] Kecamatan Sirampog terletak di ujung tenggara wilayah Kabupaten Brebes, dan berbatasam langsung dengan Kabupaten Tegal. Bagian barat wilayah kecamatan ini merupakan dataran rendah (seperti Desa Benda, Kaliloka dan Manggis). Di bagian timur merupakan dataran tinggi dan pegunungan, seperti Desa Mendala, Sridadi, Kaligiri, Dawuhan, Batursari, Igir klanceng dan Sawangan.
Sirampog merupakan produsen sayuran untuk daerah Bumiayu, Tonjong, dan Ajibarang. Penghasil sayuran utama berada di daerah dataran tinggi. Sirampog juga terdapat mata air Kaligiri yang menyuplai air ke Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal dan Kota Tegal. Penduduk Sirampog kebanyakan adalah petani sayuran di dataran tinggi, serta petani padi di dataran rendah. ( Wikipedia, 2012)
Kecamatan Sirampog terdiri dari 13 desa yaitu:[1]
Rabu, 28 November 2012
Tag Archive | kramagung
Bermain peran adalah kegiatan
memerankan pribadi orang lain berkenaan dengan watak/sikap/tingkah laku,
sehingga seolah-olah dapat menjadi orang lain. Untuk dapat diperankan
oleh orang lain, perlu dibentuk karakter seorang tokoh yang sesuai dengan
imajinasi/bayangan. Pembentukan bayangan/imajinasi tokoh tersebut perlu
dijelaskan dalam sebuah karangan yang berbentuk deskripsi.
Dalam mendeskripsikan tokoh perlu
gambaran secara utuh tokoh yang akan diperankan. Dengan demikian, orang
lain yang hendak memerankan tokoh yang telah diciptakan, akan memiliki
imajinasi/gambaran yang jelas. Untuk menggambarkan tokoh imajinasi diperlukan
beberapa hal yang perlu dituliskan. Misalnya, gambarkan identitas tokoh,
seperti nama tokoh, umur, jenis kelamin jabatan/pekerjaannya, tingkat ekonomi,
dan lingkungan sosial tempat tinggalnya. Selanjutnya, jelaskan gambaran fisik
yang berkenaan dengan ciri-ciri tubuh, seperti cacat jasmani, ciri khas yang
menonjol, suku, bangsa, wajah/raut muka, potongan
rambut, baju dan aksesoris yang dikenakan, tinggi/pendek,
kurus/gemuk, atau suka senyum/cemberut. Tidak lupa jelaskan juga watak,
kesukaan, ambisi, temperamental yang dimiliki tokoh tersebut sehingga tokoh
tersebut memiliki karakter yang kuat.
Salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam menulis drama adalah kaidah penulisan naskah drama.
Misalnya, petunjuk perilaku tokoh harus ditulis berbeda dengan teks dialog
pelaku tersebut agar memudahkan aktor untuk memerankan tokoh tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penulisan naskah drama adalah sebagai berikut,
1. Struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian: prolog, dialog, dan epilog.
1. Struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian: prolog, dialog, dan epilog.
a. Prolog
merupakan pembukaan atau peristiwa
pendahuluam dalam sebuah drama atau sandiwara. Bisa juga, dalam sebuah prolog
dikemukakan para pemain, gambaran seting, dan sebagainya.
b. Dialog/monolog
merupakan media kiasan yang
melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak manusia, problematika yang dihadapi, dan bagaimana manusia dapat
menyelesaikan persoalan hidupnya.
c. Epilog
adalah bagian terakhir dari sebuah
drama yang berfungsi untuk menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud
cerita oleh seorang aktor pada akhir cerita. Dengan kata lain, epilog merupakan
peristiwa terakhir yang menyalesaikan peristiwa induk.
2. Dalam sebuah dialog itu sendiri,
ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan.
Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang/percakapan, dan kramagung.
Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang/percakapan, dan kramagung.
a. Tokoh
adalah pelaku yang mempunyai peran
yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau
antagonis.
b. Wawancang/Percakapan
adalah dialog atau monolog yang
harus diucapkan oleh tokoh cerita.
c. Kramagung
adalah petunjuk perilaku, tindakan,
atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung
dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).
Seorang tokoh dapat beraksi karena
tokoh tersebut memiliki konflik. Konflik dalam pementasan tidak terlepas dari
kehadiran tokoh yang bertentangan satu dengan lainnya. Gerakan atau tindakan
para tokoh, juga melalui dialog yang diucapkan, dapat membentuk suatu
peristiwa. Peristiwa ini berasal dari hal yang biasa sampai konflik yang
memuncak. Hal yang patut diperhatikan adalah peristiwa konflik tidak terjadi
begitu saja, tetapi melalui tahapan-tahapan alur. Dalam hal ini,
peristiwa yang satu akan mengakibatkan peristiwa yang lain ( prastna.wordpress.com ).
Kamis, 22 November 2012
BANJIR BANDANG
Banjir Bandang adalah banjir di daerah di permukaan rendah yang terjadi akibat hujan yang turun terus-menerus dan muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah tersebut berlangsung dengan sangat cepat hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah dengan permukaan rendah dan mengalir dengan cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya, segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat mengakibatkan kerugian yang besar. Kelestarian alam harus dijaga untuk mencegah banjir bandang (Wikipedia).
FRASA ( SMA N 1 Sirampog )
Frasa atau frase adalah sebuah makanan linguistik.
Lebih tepatnya, frasa merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata
dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frasa adalah kumpulan kata
nonpredikatif. Artinya frasa tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu
yang membedakan frasa dari klausa dan kalimat. Simak beberapa contoh frasa di
bawah ini:
- ayam hitam saya
- ayam hitam
- ayam saya
- rumah besar itu
- rumah besar putih itu
- rumah besar di atas puncak gunung itu
Dalam konstruksi frasa-frasa di
atas, tidak ada predikat. Lihat perbedaannya dibandingkan dengan beberapa klausa
di bawah ini:
- ayam saya hitam
- rumah itu besar
- rumah besar itu putih
- rumah putih itu besar
- rumah besar itu di atas puncak gunung
Dalam konstruksi-konstruksi klausa
di atas, hitam, besar, putih, besar, dan di atas
puncak gunung adalah predikat.
Daftar
isi
|
Frasa
dan kata majemuk
Frase kerap dibedakan dengan kata majemuk.
Makna frasa tidak berbeda dengan makna kata yang menjadi kepala/inti frasa.
Misalnya:
Meja hitam tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat
hitam. Meja kayu juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu.
Di sisi lain, kata majemuk memiliki
makna yang sangat jauh berbeda dengan makna kata-kata yang menjadi
unsur-unsurnya, sehingga kata majemuk kerap disebut memiliki makna idiomatis.
(disebut kata kiasan)
Artikel
utama untuk bagian ini adalah: Daftar Kata kiasan
Misalnya:
Meja hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna 'sidang atau
pengadilan', bukan semata-mata meja yang berwarna hijau. Tangan besi
lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.
Beberapa jenis frasa:
Frasa
eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang
tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai
unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP.
Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras.
Frasa
endosentris
Frasa Endosentris, kedudukan frasa
ini dalam fungsi tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat
menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP).
Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat.
Contoh: Sejumlah mahasiswa(S) di
teras(P).
Frasa
nominal
Nominal adalah lawan dari verbal.
jika verbal adalah kalimat yang berpredikat "Kata Kerja" maka kalimat
nominal berpredikat kata benda atau kata sifat. untuk membentuk kalimat
nominal, maka unsur kalimat harus memenuhi Subjek, To Be dan komplemen.
misalnya "I am Tired", I=subjek, am=To Be dan Tired=Adjective
(Passive voice verb). ini adalah contoh kalimat nominal. arti lain dari nominal
adalah rangkaian angka yang menunjukkan jumlah tertentu, kemudian adapula arti
nominal sebagai kualifikasi (nominasi).
Frasa
verbal
Frasa Verbal, frasa yang UP-nya
berupa kata yang termasuk kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba
biasanya ditandai adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat
(dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verba aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba
keadaan. Frasa verba tidak dapat diberi kata’ sangat’, dan biasanya menduduki
fungsi predikat.
Contoh:
- bekerja keras
- sedang berlari
Secara morfologis, kata berlari
terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang
menunjukkan verba aktif. ( Wikipedia, 2012 ).
Minggu, 18 November 2012
RESENSI to SMA N Sirampog
Pengertian Resensi
A. Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Yang akan kita bahas pada buku ini adalah resensi buku. Resensi buku adalah ulasan sebuah buku yang di dalamnya terdapat data-data buku, sinopsis buku, bahasan buku, atau kritikan terhadap buku.
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.
1. Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2. Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.
B. Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1. Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c. penerbit;
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).
3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d. memaparkan keunikan buku;
e. merumuskan tema buku;
f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.
4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
5. Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.
Sumber : http://jajawilsa.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)