Tag Archive | kramagung
Bermain peran adalah kegiatan
memerankan pribadi orang lain berkenaan dengan watak/sikap/tingkah laku,
sehingga seolah-olah dapat menjadi orang lain. Untuk dapat diperankan
oleh orang lain, perlu dibentuk karakter seorang tokoh yang sesuai dengan
imajinasi/bayangan. Pembentukan bayangan/imajinasi tokoh tersebut perlu
dijelaskan dalam sebuah karangan yang berbentuk deskripsi.
Dalam mendeskripsikan tokoh perlu
gambaran secara utuh tokoh yang akan diperankan. Dengan demikian, orang
lain yang hendak memerankan tokoh yang telah diciptakan, akan memiliki
imajinasi/gambaran yang jelas. Untuk menggambarkan tokoh imajinasi diperlukan
beberapa hal yang perlu dituliskan. Misalnya, gambarkan identitas tokoh,
seperti nama tokoh, umur, jenis kelamin jabatan/pekerjaannya, tingkat ekonomi,
dan lingkungan sosial tempat tinggalnya. Selanjutnya, jelaskan gambaran fisik
yang berkenaan dengan ciri-ciri tubuh, seperti cacat jasmani, ciri khas yang
menonjol, suku, bangsa, wajah/raut muka, potongan
rambut, baju dan aksesoris yang dikenakan, tinggi/pendek,
kurus/gemuk, atau suka senyum/cemberut. Tidak lupa jelaskan juga watak,
kesukaan, ambisi, temperamental yang dimiliki tokoh tersebut sehingga tokoh
tersebut memiliki karakter yang kuat.
Salah satu hal yang harus
diperhatikan dalam menulis drama adalah kaidah penulisan naskah drama.
Misalnya, petunjuk perilaku tokoh harus ditulis berbeda dengan teks dialog
pelaku tersebut agar memudahkan aktor untuk memerankan tokoh tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penulisan naskah drama adalah sebagai berikut,
1. Struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian: prolog, dialog, dan epilog.
1. Struktur dasar sebuah drama terdiri atas tiga bagian: prolog, dialog, dan epilog.
a. Prolog
merupakan pembukaan atau peristiwa
pendahuluam dalam sebuah drama atau sandiwara. Bisa juga, dalam sebuah prolog
dikemukakan para pemain, gambaran seting, dan sebagainya.
b. Dialog/monolog
merupakan media kiasan yang
melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak manusia, problematika yang dihadapi, dan bagaimana manusia dapat
menyelesaikan persoalan hidupnya.
c. Epilog
adalah bagian terakhir dari sebuah
drama yang berfungsi untuk menyampaikan intisari cerita atau menafsirkan maksud
cerita oleh seorang aktor pada akhir cerita. Dengan kata lain, epilog merupakan
peristiwa terakhir yang menyalesaikan peristiwa induk.
2. Dalam sebuah dialog itu sendiri,
ada tiga elemen yang tidak boleh dilupakan.
Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang/percakapan, dan kramagung.
Ketiga elemen tersebut adalah tokoh, wawancang/percakapan, dan kramagung.
a. Tokoh
adalah pelaku yang mempunyai peran
yang lebih dibandingkan pelaku-pelaku lain, sifatnya bisa protagonis atau
antagonis.
b. Wawancang/Percakapan
adalah dialog atau monolog yang
harus diucapkan oleh tokoh cerita.
c. Kramagung
adalah petunjuk perilaku, tindakan,
atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh. Dalam naskah drama, kramagung
dituliskan dalam tanda kurung (biasanya dicetak miring).
Seorang tokoh dapat beraksi karena
tokoh tersebut memiliki konflik. Konflik dalam pementasan tidak terlepas dari
kehadiran tokoh yang bertentangan satu dengan lainnya. Gerakan atau tindakan
para tokoh, juga melalui dialog yang diucapkan, dapat membentuk suatu
peristiwa. Peristiwa ini berasal dari hal yang biasa sampai konflik yang
memuncak. Hal yang patut diperhatikan adalah peristiwa konflik tidak terjadi
begitu saja, tetapi melalui tahapan-tahapan alur. Dalam hal ini,
peristiwa yang satu akan mengakibatkan peristiwa yang lain ( prastna.wordpress.com ).